CATEGORY
- Akhwat
- Al-Quran
- Aqidah
- Arsip
- Birayang
- Blogging
- Bola
- Download
- Dunia Islam
- Fenomena
- Fiqih
- Handphone
- Ikhwan
- Indonesia
- Informasi
- Inspiratif
- Intermezo
- Internet
- Islah
- Kesehatan
- Khazanah
- Komputer
- Kreatif
- Lokal
- Motivasi
- Musik
- Nasyid
- Olahraga
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Profil
- Ragam
- Renungan
- Resensi
- Seni
- Spiritual
- Sunnah
- Tahukah Ente
- Tarbiyah
- Teknologi
- Tips Trik
- Tokoh
- Ukhuwah
- Umum
- Video
Seorang pengamat politik Eropa berkewarganegaraan AS dan Jerman, Soeren Kern, baru-baru ini menulis sebuah artikel dalam situs Gates One Institute dengan judul Islam Conquer European Football (Islam Telah Menguasai Sepakbola Eropa).
Menurut surat kabar olahraga utama Spanyol, Marca, seorang sumber di manajemen Real Madrid mengatakan bahwa Real Madrid menghapus gambar salib yang melekat pada logo resmi mereka. Perubahan dilakukan untuk “Menghindari segala bentuk kebingungan atau salah tafsir di daerah dimana mayoritas dari populasi adalah Muslim”, tentunya ini sebagai cara untuk memperkuat basis penggemar di kalangan Muslim di Eropa dan Timur Tengah.
Pihak Real Madrid secara simpel menyatakan bahwa langkah penghapusan salib ini merupakan konsekuensi dari globalisasi industri. Akan tetapi hal tersebut mendapatkan cibiran dari beberapa kalangan yang menganggapnya sebagai erosi tradisi dan budaya Eropa dalam menghadapi penyebaran Islam.
Maket resor wisata olahraga Real Madrid di pulau al Khaimah, Uni Emirat Arab
Kontroversi lambang salib ini mencuat setelah Real Madrid memulai pembangunan resor wisata olahraga senilai 1 miliar dolar AS di Uni Emirat Arab. Peletakan batu pertama telah dilakukan pada tanggal 29 Maret 2012 dan direncanakan proyek ini akan rampung pada Januari 2015.
Real Madrid mengatakan resor tersebut akan menjadi taman hiburan pertama di sebuah pulau buatan di bawah merek dagang Real Madrid. Pulau ini akan mencakup sebuah hotel dengan 450 kamar mewah, villa mewah, pelabuhan olahraga, dan untuk pertama kalinya di dunia sebuah stadion sepakbola yang terbuka menghadap ke laut.
"Ini adalah langkah yang menentukan dan strategis yang akan meningkatkan kekuatan organisasi ini di Timur Tengah dan Asia, wilayah kunci di mana spirit klub ini sangat jelas. Real Madrid dan Pemerintah Ras Al-Khaimah ingin mengirimkan gairah Real Madrid dan semangatnya ke seluruh dunia." kata klub Spanyol itu.
Bagaimanapun juga, sebagai bagian dari kesepakatan, pemerintah Ras Al-Khaimah Shaikh Saud bin Saqr Al-Qasimi meminta pihak Real Madrid untuk menghapus lambang salib yang ada pada logo resmi klub berjuluk Los Blancos (si Putih) tersebut untuk semua material promosi yang terkait dengan pembangunan resor tersebut. Prasarat ini dengan patuh dipenuhi oleh presiden Real Madrid, Florentino Perez.
Lihat perbedaan logo Real Madrid sebelum dan setelah dihapusnya salib
Logo tim sepak bola peringkat teratas di Liga Spanyol ini sebelumnya terdapat simbol salib yang menempel sejak 1920 ketika Raja Alfonso XIII memberikan patronase kerajaan untuk klub sepak bola di Spanyol. Kata Real memilki makna Royal (Kerajaan) dalam bahasa Spanyol, sedangkan gambar salib yang digunkan merupakan bagian dari lambang resmi kerajaan Spanyol.
Yang pasti, Real Madrid bukanlah klub sepakbola Spanyol pertama yang menghapus gambar salib pada logo resminya untuk mendapatkan simpati dari masyarakat muslim. Beberapa pengamat pada kenyataannya, menyebutkan bahwa langkah Los Blancos merupakan bagian dari persaingan dengan seteru abadi mereka El Catalan FC Barcelona untuk menguasai pasar sepakbola di wilayah Timur Tengah.
Barcelona baru-baru ini menyepakati klausul perjanjian sponsorship senilai 150 juta euro (200 juta dolar) dalam jangka waktu 5 Tahun dengan lembaga amal yang berbasis di Doha, Qatar. Qatar Foundation dituduh surat Kabar Spanyol el Mundo sebagai penyokong dana pada ulama radikal Yusuf Al-Qardhawi yang dianggap mendukung aksi terorisme dan pembantaian anti -Yahudi. Perjanjian tersebut memungkinkan Qatar Foundation menyematkan logo mereka pada jersey resmi klub yang bermarkas di stadion Nou Camp tersebut.
Selain mendapatkan suntikan dana 30 juta Euro per tahun, perjanjian tersebut memungkinkan Barcelona untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.
Logo Barcelona dengan gambar St George's Cross dan modifikasinya
Bagian pemasaran FC Barcelona awalnya tidak memiliki kontroversi dalam memasarkan brandnya di dunia Muslim. Sebagaimana Real Madrid, Barcelona juga memiliki gambar salib di logo resminya. Kontroversi muncul setelah Arab Saudi memprotes adanya gambar salib Cruz de San Jorge (St George's Cross) - gambar salib warna merah putih merupakan bagian integral dari logo Barcelona - yang telah menyinggung Islam karena membangkitkan memori perang salib pada abad pertengahan. Setelah itu, garis horizontal yang membentuk gambar salib dihapus pada semua jersey Barcelona yang dipasarkan di wilayah Timur Tengah.
Apakah itu berarti laga el Classico tahun depan akan dihelat tanpa gambar salib pada logo kedua klub? Berdasarkan pengamatan shoutussalam.com pada situs resmi kedua klub tersebut, tidak ada perubahan sama sekali pada logo kedua klub dan setelah ditelusuri, perubahan logo tersebut hanyalah untuk kepentingan bisnis semata dan bukan penggantian logo klub secara resmi.
Selain mengangkat perubahan logo pada dua klub papan atas La Liga Spanyol, Soeren Kern juga mengangkat Isu-isu lain yang berkaitan dengan Islam di dunia sepakbola. Salah satunya adalah kontroversi terkait dengan klub Italia berbasis di Milan yang musti berurusan dengan aturan pakaian seorang Muslim. Internazionale Milan digugat oleh pengacara berkewarganegaraan Turki, Baris Kaska. Baris Kaska mengajukan protes pada badan sepakbola Eropa UEFA setelah Inter Milan menggunakan jersey "bergaya Perang Salib" dengan salib merah, hal itu dianggap telah menyinggung perasaan umat Islam.
Jersey Inter Milan dengan salib merah besar khas Knight Templar
Desain jersey - yang mana diluncurkan bertepatan dengan hari jadi klub yang keseratus - terdapat gambar salib besar berwarna merah dengan latar belakang putih adalah simbol kota Milan. Akan tetapi bagi umat Islam, lambang tersebut mengingatkan pada pasukan Knight Templar, yang mana menurut Kaska adalah simbolitas "Superioritas Rasisme Barat terhadap Islam".
"Inter Milan musti mendapatkan denda dalam jumlah yang besar karena menampilkan simbol yang sangat offensif" demikian diuangkapkan Kaska pada harian yang berbasis di Barcelona La Vanguardia.
Di negara tetangga Italia, Jerman. Tim yang berhome base di Gelsenkirchen, FC Schalke 04 meminta pendapat dari ahli agama Islam untuk mempertimbangkan apakah lagu resmi tim ini menghina umat Islam atau tidak. Bait ketiga dari lagu resmi mereka yang berjudul "Blue and White, How I Love You" berbunyi:
"Mohammed was a prophet who understood nothing about football. But of all the lovely colors he chose [Schalke's] blue and white."
Di negara tetangga Italia, Jerman. Tim yang berhome base di Gelsenkirchen, FC Schalke 04 meminta pendapat dari ahli agama Islam untuk mempertimbangkan apakah lagu resmi tim ini menghina umat Islam atau tidak. Bait ketiga dari lagu resmi mereka yang berjudul "Blue and White, How I Love You" berbunyi:
"Mohammed was a prophet who understood nothing about football. But of all the lovely colors he chose [Schalke's] blue and white."
"Muhammad adalah seorang nabi yang tidak paham apa-apa tentang sepak bola. Tapi dari semua warna yang indah dia memilih putih dan biru."
Suporter FC Schalke 04 sedang menyanyikan lagu anthem klub kesayangan mereka
Ditempat lain di Jerman, Dewan Umat Islam Jerman mengeluarkan fatwa bahwa pemain sepak bola tidak perlu menjalankan puasa selama bulan Ramadhan. Aturan tersebut dikeluarkan setelah klub sepakbola Jerman FSV Frankfurt mengeluarkan peringatan resmi kepada tiga pemain mereka karena telah berpuasa dan tidak memberitahu manajer mereka. Menurut klub ini, puasa itu merugikan kinerja pemainnya.
Di Prancis, wasit dalam pertandingan sepak bola wanita pada 18 Maret di kota selatan Prancis, Narbonne menolak untuk memimpin pertandingan karena salah seorang pemain dari tim yang turun ke lapangan dengan menggunakan penutup kepala Muslim. Insiden ini melibatkan pemain dari Petit-Bard Montpellier yang sedianya bertanding di Nabonne untuk promosi di kompetisi regional.
Badan sepakbola internasional, FIFA, manjatuhkan larangan bagi pemain untuk menggunakan penutup kepala Islam yang juga dikenal dengan hijab pada tahun 2007 dengan alasan tidak aman. Tapi pada 3 Maret, keputusan resmi FIFA telah menyetujui bahwa pesepakbola wanita boleh menggunakan penutup kepala/hijab dalam pertandingan resmi.
Aturan terbaru FIFA membolehkan pemain sepakbola wanita mengenakan penutup kepala
Perubahan aturan tersebut adalah upaya dari saudara laki-laki Raja Jordan Ali bin al Hussein yang mana juga merupakan wakil presiden FIFA dan dijadwalkan mulai berlaku sejak 2 Juli.
Sekjen FIFA, Jerome Vacke menyatakan Al-Hussein berhasil meyakinkan bahwa jilbab adalah budaya daripada sebuah simbol agama dan bahwa perubahan aturan tersebut akan memungkinkan wanita di seluruh dunia memainkan sepak bola. Tapi perubahan tersebut menyulut kemarahan beberapa aktivis feminis Eropa yang menganggap jilbab sebagai "simbol dominasi laki-laki".
Dalam wawancara dengan surat kabar Prancis, Le Parisien, Asma Guenifi, direktur perlindungan hak-hak perempuan yang bernama Ni Putes, Ni Soumises mengatakan bahwa perubahan itu adalah "regresi total". Dia menambahkan "Saya rasa FIFA telah dipengaruhi lobi-lobi intensif dari negara kaya di Timur Tengah, sepert Qatar."
Sumber:
- Hasil penelusuran sekitar 42,300,000 dengan judul Islam Conquers European Football
- http://www.gatestoneinstitute.org/2994/islam-conquers-european-football
Labels:Bola,Dunia Islam
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
Hello, I wish for to subscribe for this blog to take most recent updates, therefore where
ReplyDeletecan i do it please help.
Feel free to visit my blog post :: how to get your ex girlfriend back