CATEGORY
- Akhwat
- Al-Quran
- Aqidah
- Arsip
- Birayang
- Blogging
- Bola
- Download
- Dunia Islam
- Fenomena
- Fiqih
- Handphone
- Ikhwan
- Indonesia
- Informasi
- Inspiratif
- Intermezo
- Internet
- Islah
- Kesehatan
- Khazanah
- Komputer
- Kreatif
- Lokal
- Motivasi
- Musik
- Nasyid
- Olahraga
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Profil
- Ragam
- Renungan
- Resensi
- Seni
- Spiritual
- Sunnah
- Tahukah Ente
- Tarbiyah
- Teknologi
- Tips Trik
- Tokoh
- Ukhuwah
- Umum
- Video
Sebuah insiden tragis mengguncang tak hanya AS, namun juga dunia. Pada 9 September 2003, teror bom mengguncang gedung World Trade Center (WTC) dan WTC7, Negara Bagian Manhattan, Kota New York, Amerika Serikat, sebelas tahun lalu menjadi puncak kekejaman jaringan Al-Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin. Negara Adidaya itu menggunakan alasan ini untuk menyerang basis pertahanan kelompok Islam militan itu di Afghanistan, Libya, dan Irak.
Dunia pun mulai menyatakan perang terhadap teroris, Say No to Teroris, mungkin begitulah slogan-slogan yang dijejalkan pada masyarakat. Tak lama kemudian dimulailah 'operasi pembersihan' di negara-negara yang dituduh sebagai 'pabrik' teroris, Irak dan Afganistan (yang mengherankan keduanya adalah negara muslim). Dunia pun saling curiga, siapa gerangan yang menyembunyikan Osama Bin Laden, pria berjenggot yang dituduh sebagai biang kekacauan itu.
Namun seperti kata pepatah, 'Sepandai-pandainya tupai melompat suatu saat pasti jatuh'. Setelah sekian lama mencari-cari sesuatu yang tak pasti, perlahan orang mulai menyadari 'ada sesuatu yang salah' dalam cerita tragedi kemanusiaan itu.
Lalu mengapa di TKP tak ada bangkai pesawat, serpihan mesin, roda dan kursi penumpang, mungkinkah mereka terbakar habis. Lalu kemana juga para penumpangnya, mengapa tak ada petunjuk tentang keberadaan mereka?
Untuk memperkuat berita penyerangan itu, warga Amerika dan dunia disuguhi foto tentang sebuah objek kecil yang digadang-gadang sebagai serpihan pesawat Boeing 757. Namun gambar sebuah kipas pesawat yang diabadikan oleh Jocelyn Augustino, fotografer FEMA memunculkan kecurigaan, pasalnya kipas mesin 757 yang asli sangat berbeda dengan yang ada di foto tersebut.
Demikian dikatakan John W. Brown, jurubicara Rolls Royce. Lho kenapa perusahaan otomotif ikutan berkomentar tentang insiden penyerangan yang dilakukan teroris kelas tinggi ini? Pasalnya setelah diusut-usut, ternyata Pratt & Whitney dan Rolls Royce menjalin kerjasama untuk memproduksi mesin yang dipakai si burung besi ini. Kipas mesin yang asli berdiamater 7 kaki, sementara foto FEMA menunjukkan kipas singel yang hanya berdiameter 3 kaki.
Para saksi mata rata-rata menyatakan bahwa 'si penyerang' bukanlah pesawat. Lon Rains mengatakan, “Aku mendengar suara yang sangat keras, seperti sesuatu yang lewat dengan sangat cepat. Awalnya aku mengira itu sebuah missil." Sementara itu Don Parkal berpendapat, “Itu adalah sebuah bom, aku bisa mencium bau cordite (bahan pembuat bom). Aku tahu saat itu ada bom meledak di sesuatu tempat."
Dengarkan pula Tom Seibert yang bersikeras bahwa dirinya yakin suara yang didengarnya adalah suara missil. Meski bukti-bukti ini cukup untuk mempertanyakan keabsahan pernyataan bahwa Pentagon ditabrak sebuah pesawat, namun para pejabat militer AS tetap mempertahankan apa yang telah diumumkannya.
Entah mana yang benar, tapi marilah kita berfikir dengan logika sederhana. Jika benar ada Boeing 757 yang berisi ribuan liter avtur (bahan bakar pesawat) ditubrukan ke sebuah bangunan, maka 'seharusnya' sekitar TKP mengalami kebakakaran hebat dengan suhu mencapai 3.000 derajat celcius. Dalam kondisi ini benda-benda yang ada disekitar lokasi akan hangus terbakar atau meleleh karena terkena panas.
Tapi dari tampilan yang ada, tampak nyata kalau benda-benda seperti meja, buku telepon yang seharusnya hangus terbakar justru sehat wal-afiat. Mereka hanya rusak!!! Demikian juga pesawat telepon yang terbuat dari plastik, ia tidak meleleh terkena panas api dan tetap 'nongrong' rapi di tempatnya semula.
Lucunya lagi, foto yang mempertunjukkan keanehan ini dirilis resmi oleh Pentagon sendiri. Lalu pada foto lain yang diambil dari kamera keamanan, terlihat gedung tersebut meledak dengan dahsyat, namun anehnya … dalam foto tersebut tidak ditemui pesawat yang menubruk gedung. Ini sangat tidak masuk akal.
Enam bulan kemudian sesudah penyerangan, orang Amerika mulai pulih dari keterkejutannya dan menyadari adanya keanehan. Pentagon segera saja menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan merilis foto-foto yang diambil dari peristiwa 'bunuh diri' Boeing 757 itu. Bukannya puas, foto-foto itu justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan.
Seperti misalnya, mengapa semua foto itu bertanggal 12 September 2001 pukul 5:37 PM (lebih satu hari dan delapan jam dari peristiwa yang sesungguhnya). Kedua, meski tahu bahwa gambar-gambar itu memiliki resolusi yang sangat rendah para ofisial Pentagon tidak memperkenankan diadakan analisa lebih lanjut pada foto tersebut.
Ketiga, di sudut sebuah foto ada label 'pesawat' (untuk menunjukkan posisi pesawat penyerang), namun tidak ada tanda-tanda keberadaan sesuatu yang mirip atau dapat disebut sebagai Boeing 757. Keempat, mengapa foto-foto itu berasal dari satu kamera pengawas, dimana foto-foto dari kamera pengawas yang lain.
Sebuah tempat yang menjadi pusat pertahanan Amerika pastinya dilengkapi belasan kamera pengawas di setiap sudutnya yang pastinya juga merekam adegan penabrakan itu. Okelah bila Pentagon terlalu pelit untuk membagi foto-foto dari kamera pengawasnya, namun ternyata ada tiga kamera pengawas diluar Pentagon yang sempat merekam penyerangan ini.
Kamera pengawas di sebuah pos bensin di seberang I-135, kamera pengawas di atap Hilton International Hotel dan sebuah kamera pengawas di Departemen Transportasi Virginia Department seharusnya juga merekam adegan penabrakan (jika memang benar-benar terjadi) bangunan pemerintah di Interstate 135 itu. Namun sayangnya tak lama setelah kejadian, para agen federal keburu muncul untuk mengambil rekaman dari ketiga kamera pengawas itu. Hingga kini isi ketiga rekaman video itu tak pernah muncul ke masyarakat.
Marc menggambarkan pesawat itu berwarna biru dengan logo bulat di depan pesawat. "Sepertinya pesawat itu bukan berasal dari bandara umum," tambahnya sambil berspekulasi bahwa pesawat itu mungkin berasal dari bandara militer."
Fox News, CNN, MSNBC dan jaringan berita lainnya merekam penuturan para saksi yang mengatakan mereka mendengar bunyi ledakan lain di sekitar World Trade Center SETELAH kedua pesawat pembajak itu menabrak target masing-masing. Para saksi mata yang terdiri dari anggota polisi, petugas pemadam kebakaran, reporter dan para pelaku bisnis yang ada di sekitar lokasi.
Posisi mereka saat kejadian memungkinkan mereka dapat mengetahui secara jelas tentang apa yang tengah terjadi. Bahkan untuk meyakinkan diri, mereka saling bertanya satu sama lain apakah itu suara gedung runtuh ataukan suara ledakan. Keesokan harinya saat kembali ke lokasi peristiwa, orang-orang mulai yakin bahwa apa yang mereka dengar sehari sebelumnya adalah bunyi ledakan.
“Suaranya seperti bom .. ledakannya sangat keras." Salah seorang saksi mata, seorang ahli fisika yang diwawancarai Fox News mengatakan, “Aku yakin itu suara bom .. aku sungguh sangat yakin."
Saksi mata lainnya, Louie Cacchioli, 51, seorang petugas pemadam kebakaran yang bertugas di mobil PMK nomor 47 yang sempat 'nongol' di majalah People edisi 24 September 2001 mengisahkan, "Kami yang pertamakali datang ke menara kedua setelah pesawat itu menabraknya. Aku bersama sejumlah rekan-rekanku tengah berada di lantai 24 untuk membantu mengevakuasi para korban. Saat itulah kami mendengar suara ledakan bom."
Dalam dokumentasi "The Filmmakers Commemorative Edition", sebuah film yang mengisahkan tentang para petugas pemadam kebakaran New York yang dibuat oleh Gedeon dan Jules Naudet, ada petugas PMK yang membeberkan analisa tentang kemungkinan bahwa ada bahan peledak dalam jumlah besar yang ditanam di menara utara dan menara selatan.
"Lantai demi lantai satu persatu rontok, ini biasanya terjadi jika bom itu dipasang dengan tujuan merontokkan bangunan itu." Para petugas pemadam kebakaran itu bukan satu-satunya yang menyadari ada hal yang tidak biasa pada peristiwa runtuhnya menara kembar itu. Sejumlah peliput berita dan reporter siaran langsung juga mulai memberi komentar pada liputannya tentang runtuhnya menara selatan dan menara utara itu.
Masing-masing berusaha memberikan perbandingan bagaimana kedua menara itu perlahan ambruk laksana sebuah penghancuran yang terkendali. mainan yang dikontrol. Satu persatu para reporter memberikan laporan pandangan mata. "Kami mendengar bunyi ledakan keras, dan kini kami melaporkan ledakan kedua." "Oh kini namapknya ada empat ledakan, atap menara itu baru saja runtuh. "
"Kami mendengar sebuah ledakan besar. Belum diketahui bagaimana ledakan itu bisa terjadi." Rick Sanchez, yang melaporkan langsung untuk MSNBC, mengatakan, “Aku berbincang dengan beberapa petugas polisi beberapa saat lalu dan mereka mengatakan bahwa mereka yakin bahwa salah satu ledakan di World Trade Center, selain ditabrak pesawat juga berasal dari sebuah van yang diparkir di gedung.
Mereka yakin mobil itu memuat sejenis bahan peledak. Dalam kesempatan terpisah ia juga menuturkan bahwa polisi yang tengah menyisir TKP menemukan 'Obyek mencurigakan' yang dikhawatirkan akan menimbulkan ledakan lagi. Demikian mencurigakannya 'obyek' tersebut hingga orang enggan meyakini bahwa ledakan ini dipicu oleh teroris yang membajak pesawat setelah berhasil mengancam pilot dengan bantuan pisau pemotong kertas (cutter). Mereka yakin ada hal lain yang tersembunyi di balik insiden WTC 11 September 2001.
Dalam rekaman yang ditayangkan CNN terlihat bahwa Pesawat Boeing 767 itu masuk dari sisi kiri dan menerjang sudut menara selatan dengan kecepatan penuh. Image ini sempat tampil di lusinan majalah nasional yang beredar di seluruh negara dan juga menjadi 'dokumen wajib' yang menghiasi film-film tentang tragedi 9/11.
Namun banyak orang tidak tahu bahwa dibagian bawah pesawat, tepat di sebelah kanan tangki bahan bakar, nampak ada 'obyek aneh' yang berformat tiga-dimensi. Jika dibandingkan, 'tonjolan' ini nampak sedikit lebih kecil daripada mesin pesawat. Ingatlah bahwa mesin 767 kira-kira diameternya sebesar 9 kaki dengan panjang 12 kaki.
Kesan pertama yang muncul adalah 'obyek' itu muncul akibat pantulan cahaya dan bayangan, namun tidak demikian menurut para ahli. La Vanguardia, majalah terbitan Barcelona, Spanyol, menerbitkan laporan dari Spanish University pada Juni 2003 yang menegaskan bahwa 'obyek' itu memang berbentuk tiga dimensi dan BUKAN akiibat pantulan ataupun bayangan.
Kesimpulan ini diperoleh lewat analisis digital menyeluruh. Hal ini menimbulkan suatu hal menarik untuk dipertanyakan, benda apakah yang 'nongkrong' di bawah perut pesawat penerbangan 175? Apa hubungan benda itu dengan serangan 9/11? Bagaimana mungkin pesawat 'aneh' itu bisa lepas landas dari bandara komersial tanpa terdeteksi adanya suatu keanehan?
Marilah merenung sebentar dan bertanya, "Apakah pesawat ini berangkat dari bandara komersil?". Salah seorang karyawan Fox News menyatakan bahwa pesawat tersebut tidak memiliki jendela penumpang. Lalu pertanyaannya adalah, perusahaan penerbangan apa yang tidak menyediakan jendela penumpang? Dan jawabannya hanya satu : TIDAK ADA.
Seorang pembaca berita Fox News melontarkan pemikirannya pada para pemirsa, "Apakah mungkin pesawat itu merupakan pesawat kargo? Setelah pencarian selama beberapa minggu, akhirnya sebuah tim peneliti independen berhasil mendapat foto pesawat militer Boeing 767. Pesawat ini dibeli AU AS dari pihak Boeing untuk mengantikan pesawat seri KC-130.
Dan fakta paling mengejutkan adalah bahwa pesawat ini tidak memiliki jendela penumpang dan bahwa sebenarnya ini adalah pesawat pengisi bahan bakar. Apakah pesawat ini sama jenisnya dengan yang yang menabrak Menara Selatan?
Pada penyelidikan lebih lanjut tentang pesawat yang menabrak menara kedua tidak ditemui sesuatu yang aneh, atau sebenarnya ada namun kita tidak menyadarinya? Saat rekaman video runtuhnya menara kembar WTC diputar dengan kecepatan normal, yaitu 30 gambar per detik, memang semuanya tampak biasa saja.
Keanehan baru muncul saat rekaman itu diputar lebih lambat, dari 100% ke 2%. Yaitu ketika pesawat menabrak menara, tepat di sebelah kanan hidung pesawat, terlihat cahaya merah yang sangat terang. Beberapa orang berspekulasi bahwa cahaya ini adalah cahaya oleh matahari yang terpantul pada permukaan pesawat yang terbuat dari logam.
Benarkah demikian? Mari kita lihat sekali lagi perihal bagaimana sebuah pantulan dapat tercipta. Pantulan hanya dapat terlihat dari sudut tertentu. Misalnya dengan memakai bantuan cermin kita dapat memantulkan sinar matahari dan mengarahkannya ke berbagai titik di angkasa. Ini adalah hasil langsung pemantulan satu permukaan yang hanya dapat dilihat dari satu sudut saja. Singkatnya, suatu pantulan hanya dapat dilihat dari sudut tertentu.
Jika kita menjauhi posisi tersebut, maka pantulan itu tidak akan terlihat lagi. Dalam sebuah pengujian dengan bantuan empat rekaman dari sudut yang berbeda dapat ditarik kesimpulan bahwa cahaya itu bukan pantulan cahaya. Faktanya, dalam salah satu rekaman paling spektakuler, penonton dapat melihat bahwa cahaya merah itu diarahkan tepat ke saluran bahan bakar.
Ada juga beberapa pendapat yang mengukuhkan bahwa cahaya tersebut adalah lampu pendaratan yang dipasang dibawah tiap sayap pesawat dan lampu inilah yang menerangi permukaan gedung. Teori ini kedengarannya masuk akal. Namun jika rekaman yang diambil dari sudut di bawah pesawat itu diamati lebih lanjut maka akan terlihat sisi pesawat yang lain.
Lalu apakah ada cahaya, pantulan atau percikan cahaya pada sisi kiri pesawat? Sama sekali tidak ada. Jadi jika kita hapus kemungkinan bahwa cahaya tersebut berasala dari pantulan maupun lampu pendaratan, apakah hal ini membawa penjelasan yang lebih jauh terhadap misteri ini?
Muncul ledakan cahaya sangat kuat, yang terjadi sesaat sebelum pesawat menyentuh bangunan. Dalam kasus ini, ledakan cahaya itu nampak seperti ledakan asap putih raksasa. Kesan pertama yang muncul adalah bahwa ledakan ini berasal dari dinding luar gedung yang hancur membentuk suatu kumpulan debu raksasa.
Teori ini juga bisa diterima sampai rekaman itu diputar mundur dalam gerakan lambat. Tampak jelas dalam rekaman itu bahwa pesawat berusaha menghindari bangunan sebelum ledakan terjadi. Ada sebuahsumber yang mengkonfirmasi bahwa ledakan cahaya misterius itu bukan hanya sekali, tetapi dua kali.
Lalu apa arti semua ini? Mudah saja, bahwa ada lebih banyak hal yang tersembunyi di balik tragedi pagi itu, bahkan lebih banyak dari apa yang dipercayai oleh warga Amerika. Kami tak mampu dan tak berniat menjawab semua pertanyaan yang muncul dalam ulasan ini, namun kami hanya ingin bertanya.
Semua orang yang membaca artikel ini berhak memutuskan apakah apa yang mereka ketahui baru saja ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Suatu hari nanti ketika semua pertanyaan itu telah terjawab, rakyat Amerika akan merasa dikhianati. Pertanyaan-pertanyaan serius akan bermunculan menghantam para pejabat yang mereka percayai untuk menjalankan negara adidaya itu.
Rekaman video dan foto adalah fakta yang sesungguhnya, yang menjadi bukti adanya konspirasi untuk menutupi fakta lain pada tragedi 9/11. Wartakan fakta baru ini pada semua orang yang anda kenal, tanyakanlah pula bagaimana nasib orang-orang yang berada di pesawat tersebut. Jika anda yakin 'ada yang salah', maka buka cakrawala anda .. cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun jika anda tetap yakin bahwa teroris yang melakukan 9/11, maka hapus semua bayangan yang muncul seusai anda membaca ulasan ini.
Dia melakukan penelitian dan menerbitkan jurnal disampaikannya pada seminar di almamaternya, seperti dilansir world911truth.org (22/9/2005).
“Saya menyarankan dilakukan investigasi serius gedung WTC7 dan Menara Kembar WTC runtuh bukan disebabkan benturan pesawat dan kebakaran, tapi juga bahan peledak sudah ditempatkan sebelumnya,” kata Jones.
Teori Jones bertentangan dengan hasil penelitian Agen Federal Keamanan Negara Amerika (FEMA) menyatakan penyebab utama keruntuhan api terjangan pesawat dengan bahan bakar penuh. Jurnal itu diterbitkan surat kabar Deseret Morning News beredar di Kota Salt Lake.
Ilmuwan lulusan Fisika dan Astronomi ini menguraikan rinci penyebab runtuhnya gedung dan tentu saja mengejutkan banyak pihak, namun pihak kampus Brigham Young membantah jurnal ini atas nama lembaga pendidikan itu. Menurut mereka, penelitian murni atas nama pribadi Jones.
Detik-detik keruntuhan menara WTC dan WTC 7 disaksikan jutaan pasang mata penduduk dunia, melalui siaran langsung televisi. Peristiwa dikenal September hitam itu merubah kebijakan politik luar negeri Amerika. Mereka bersumpah memerangi teroris dimanapun di belahan dunia.
Jones sendiri tidak menyorot soal politik dan aksi terorisme, tapi dia memfokuskan pada teori fisika atas keruntuhan gedung-gedung itu. Ia tidak mau berspekulasi mengenai bagaimana bom dipasang dan siapa pelakunya.
Teori lelaki itu membuktikan belum pernah ada bangunan kerangka baja runtuh sebab kebakaran, sebelum dan sesudah peristiwa itu terjadi. "Hanya bahan peledak dengan efektif memotong tiang-tiang baja,” katanya.
Perhatian juga berpusat pada Gedung WTC 7, tidak ditabrak pesawat tapi runtuh. Lelehan logam ditemukan akibat reaksi suhu tinggi dari bahan ledakan, biasa digunakan yakni thermite. Gedung runtuh bukan disebabkan ledakan tidak punya energi langsung mengakibatkan lelehan rangka baja dalam jumlah besar.
Argumentasi lain, untuk menguapkan struktur baja penyangga diperlukan api dengan temperatur mendekati 2.760 derajat celcius. Keterangan rinci Jones juga menuliskan api disebabkan bahan bakar hanya akan meludeskan peralatan kantor dalam 20 menit, tapi tidak akan menghanguskan bangunan.
Teori kontroversial ini menambah keyakinan warga dunia, peristiwa itu memang rekaan semata. Meski al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tapi belum ada satu pun bukti kuat mereka pelaku tunggal. Survei dilakukan situs world911truth.org membuktikan 74 persen warga Amerika percaya pemerintahan mereka masih menutupi kejadian paling mengerikan sepanjang sejarah teror di negara itu. Simak fakta video di bawah ini.
Referensi:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_11_September_2001
- http://www.merdeka.com/dunia/menara-wtc-runtuh-sebab-pesawat-atau-bom.html
- http://berita.kapanlagi.com/tekno/wtc-9-11-tragedi-ataukah-pengkhianatan-7y7fluq.html
WTC 9/11, Tragedi ataukah Pengkhianatan?
Para manusia yang hidup di lima benua terhenyak menyaksikan sebuah kebanggaan Amerika luluh lantak diserbu teroris. Ribuan orang berakhir hidupnya di antara reruntuhan menara kembar itu. Sebagian besar warga dunia tersentak atas aksi kejam itu. Sebagian mengutuk, tapi banyak orang percaya peristiwa itu merupakan konspirasi hingga kini belum terungkap kenapa itu terjadi dan siapa pelakunya.Dunia pun mulai menyatakan perang terhadap teroris, Say No to Teroris, mungkin begitulah slogan-slogan yang dijejalkan pada masyarakat. Tak lama kemudian dimulailah 'operasi pembersihan' di negara-negara yang dituduh sebagai 'pabrik' teroris, Irak dan Afganistan (yang mengherankan keduanya adalah negara muslim). Dunia pun saling curiga, siapa gerangan yang menyembunyikan Osama Bin Laden, pria berjenggot yang dituduh sebagai biang kekacauan itu.
Namun seperti kata pepatah, 'Sepandai-pandainya tupai melompat suatu saat pasti jatuh'. Setelah sekian lama mencari-cari sesuatu yang tak pasti, perlahan orang mulai menyadari 'ada sesuatu yang salah' dalam cerita tragedi kemanusiaan itu.
Pentagon
Dimulai dengan fakta penyerangan Pentagon, pusat militer AS. Menurut versi resmi pemerintah, Pentagon ditubruk oleh pesawat penumpang Boeing 757 yang dibajak oleh teroris. Namun anehnya jika memang demikian faktanya, mengapa kerusakan yang timbul tak sedemikian parah. Bagaimana mungkin burung besi sepanjang 44 kaki dan selebar 124 kaki itu hanya mampu menciptakan lubang berdiamater 16 kaki?Lalu mengapa di TKP tak ada bangkai pesawat, serpihan mesin, roda dan kursi penumpang, mungkinkah mereka terbakar habis. Lalu kemana juga para penumpangnya, mengapa tak ada petunjuk tentang keberadaan mereka?
Untuk memperkuat berita penyerangan itu, warga Amerika dan dunia disuguhi foto tentang sebuah objek kecil yang digadang-gadang sebagai serpihan pesawat Boeing 757. Namun gambar sebuah kipas pesawat yang diabadikan oleh Jocelyn Augustino, fotografer FEMA memunculkan kecurigaan, pasalnya kipas mesin 757 yang asli sangat berbeda dengan yang ada di foto tersebut.
Demikian dikatakan John W. Brown, jurubicara Rolls Royce. Lho kenapa perusahaan otomotif ikutan berkomentar tentang insiden penyerangan yang dilakukan teroris kelas tinggi ini? Pasalnya setelah diusut-usut, ternyata Pratt & Whitney dan Rolls Royce menjalin kerjasama untuk memproduksi mesin yang dipakai si burung besi ini. Kipas mesin yang asli berdiamater 7 kaki, sementara foto FEMA menunjukkan kipas singel yang hanya berdiameter 3 kaki.
Para saksi mata rata-rata menyatakan bahwa 'si penyerang' bukanlah pesawat. Lon Rains mengatakan, “Aku mendengar suara yang sangat keras, seperti sesuatu yang lewat dengan sangat cepat. Awalnya aku mengira itu sebuah missil." Sementara itu Don Parkal berpendapat, “Itu adalah sebuah bom, aku bisa mencium bau cordite (bahan pembuat bom). Aku tahu saat itu ada bom meledak di sesuatu tempat."
Dengarkan pula Tom Seibert yang bersikeras bahwa dirinya yakin suara yang didengarnya adalah suara missil. Meski bukti-bukti ini cukup untuk mempertanyakan keabsahan pernyataan bahwa Pentagon ditabrak sebuah pesawat, namun para pejabat militer AS tetap mempertahankan apa yang telah diumumkannya.
Entah mana yang benar, tapi marilah kita berfikir dengan logika sederhana. Jika benar ada Boeing 757 yang berisi ribuan liter avtur (bahan bakar pesawat) ditubrukan ke sebuah bangunan, maka 'seharusnya' sekitar TKP mengalami kebakakaran hebat dengan suhu mencapai 3.000 derajat celcius. Dalam kondisi ini benda-benda yang ada disekitar lokasi akan hangus terbakar atau meleleh karena terkena panas.
Tapi dari tampilan yang ada, tampak nyata kalau benda-benda seperti meja, buku telepon yang seharusnya hangus terbakar justru sehat wal-afiat. Mereka hanya rusak!!! Demikian juga pesawat telepon yang terbuat dari plastik, ia tidak meleleh terkena panas api dan tetap 'nongrong' rapi di tempatnya semula.
Lucunya lagi, foto yang mempertunjukkan keanehan ini dirilis resmi oleh Pentagon sendiri. Lalu pada foto lain yang diambil dari kamera keamanan, terlihat gedung tersebut meledak dengan dahsyat, namun anehnya … dalam foto tersebut tidak ditemui pesawat yang menubruk gedung. Ini sangat tidak masuk akal.
Enam bulan kemudian sesudah penyerangan, orang Amerika mulai pulih dari keterkejutannya dan menyadari adanya keanehan. Pentagon segera saja menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan merilis foto-foto yang diambil dari peristiwa 'bunuh diri' Boeing 757 itu. Bukannya puas, foto-foto itu justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan.
Seperti misalnya, mengapa semua foto itu bertanggal 12 September 2001 pukul 5:37 PM (lebih satu hari dan delapan jam dari peristiwa yang sesungguhnya). Kedua, meski tahu bahwa gambar-gambar itu memiliki resolusi yang sangat rendah para ofisial Pentagon tidak memperkenankan diadakan analisa lebih lanjut pada foto tersebut.
Ketiga, di sudut sebuah foto ada label 'pesawat' (untuk menunjukkan posisi pesawat penyerang), namun tidak ada tanda-tanda keberadaan sesuatu yang mirip atau dapat disebut sebagai Boeing 757. Keempat, mengapa foto-foto itu berasal dari satu kamera pengawas, dimana foto-foto dari kamera pengawas yang lain.
Sebuah tempat yang menjadi pusat pertahanan Amerika pastinya dilengkapi belasan kamera pengawas di setiap sudutnya yang pastinya juga merekam adegan penabrakan itu. Okelah bila Pentagon terlalu pelit untuk membagi foto-foto dari kamera pengawasnya, namun ternyata ada tiga kamera pengawas diluar Pentagon yang sempat merekam penyerangan ini.
Kamera pengawas di sebuah pos bensin di seberang I-135, kamera pengawas di atap Hilton International Hotel dan sebuah kamera pengawas di Departemen Transportasi Virginia Department seharusnya juga merekam adegan penabrakan (jika memang benar-benar terjadi) bangunan pemerintah di Interstate 135 itu. Namun sayangnya tak lama setelah kejadian, para agen federal keburu muncul untuk mengambil rekaman dari ketiga kamera pengawas itu. Hingga kini isi ketiga rekaman video itu tak pernah muncul ke masyarakat.
World Trade Center
Kejanggalan pun muncul dari peristiwa penyerangan menara kembar WTC, Marc Bernback, staf Fox News yang menayangkan langsung adegan ini mengatakan bahwa pesawat yang menyerang Tower Selatan itu tak memiliki jendela. Berdasar keterangan ini, diperoleh kesimpulan bahwa si penyerang bukan pesawat penumpang, melainkan sebuah pesawat kargo.Marc menggambarkan pesawat itu berwarna biru dengan logo bulat di depan pesawat. "Sepertinya pesawat itu bukan berasal dari bandara umum," tambahnya sambil berspekulasi bahwa pesawat itu mungkin berasal dari bandara militer."
Fox News, CNN, MSNBC dan jaringan berita lainnya merekam penuturan para saksi yang mengatakan mereka mendengar bunyi ledakan lain di sekitar World Trade Center SETELAH kedua pesawat pembajak itu menabrak target masing-masing. Para saksi mata yang terdiri dari anggota polisi, petugas pemadam kebakaran, reporter dan para pelaku bisnis yang ada di sekitar lokasi.
Posisi mereka saat kejadian memungkinkan mereka dapat mengetahui secara jelas tentang apa yang tengah terjadi. Bahkan untuk meyakinkan diri, mereka saling bertanya satu sama lain apakah itu suara gedung runtuh ataukan suara ledakan. Keesokan harinya saat kembali ke lokasi peristiwa, orang-orang mulai yakin bahwa apa yang mereka dengar sehari sebelumnya adalah bunyi ledakan.
“Suaranya seperti bom .. ledakannya sangat keras." Salah seorang saksi mata, seorang ahli fisika yang diwawancarai Fox News mengatakan, “Aku yakin itu suara bom .. aku sungguh sangat yakin."
Saksi mata lainnya, Louie Cacchioli, 51, seorang petugas pemadam kebakaran yang bertugas di mobil PMK nomor 47 yang sempat 'nongol' di majalah People edisi 24 September 2001 mengisahkan, "Kami yang pertamakali datang ke menara kedua setelah pesawat itu menabraknya. Aku bersama sejumlah rekan-rekanku tengah berada di lantai 24 untuk membantu mengevakuasi para korban. Saat itulah kami mendengar suara ledakan bom."
Dalam dokumentasi "The Filmmakers Commemorative Edition", sebuah film yang mengisahkan tentang para petugas pemadam kebakaran New York yang dibuat oleh Gedeon dan Jules Naudet, ada petugas PMK yang membeberkan analisa tentang kemungkinan bahwa ada bahan peledak dalam jumlah besar yang ditanam di menara utara dan menara selatan.
"Lantai demi lantai satu persatu rontok, ini biasanya terjadi jika bom itu dipasang dengan tujuan merontokkan bangunan itu." Para petugas pemadam kebakaran itu bukan satu-satunya yang menyadari ada hal yang tidak biasa pada peristiwa runtuhnya menara kembar itu. Sejumlah peliput berita dan reporter siaran langsung juga mulai memberi komentar pada liputannya tentang runtuhnya menara selatan dan menara utara itu.
Masing-masing berusaha memberikan perbandingan bagaimana kedua menara itu perlahan ambruk laksana sebuah penghancuran yang terkendali. mainan yang dikontrol. Satu persatu para reporter memberikan laporan pandangan mata. "Kami mendengar bunyi ledakan keras, dan kini kami melaporkan ledakan kedua." "Oh kini namapknya ada empat ledakan, atap menara itu baru saja runtuh. "
"Kami mendengar sebuah ledakan besar. Belum diketahui bagaimana ledakan itu bisa terjadi." Rick Sanchez, yang melaporkan langsung untuk MSNBC, mengatakan, “Aku berbincang dengan beberapa petugas polisi beberapa saat lalu dan mereka mengatakan bahwa mereka yakin bahwa salah satu ledakan di World Trade Center, selain ditabrak pesawat juga berasal dari sebuah van yang diparkir di gedung.
Mereka yakin mobil itu memuat sejenis bahan peledak. Dalam kesempatan terpisah ia juga menuturkan bahwa polisi yang tengah menyisir TKP menemukan 'Obyek mencurigakan' yang dikhawatirkan akan menimbulkan ledakan lagi. Demikian mencurigakannya 'obyek' tersebut hingga orang enggan meyakini bahwa ledakan ini dipicu oleh teroris yang membajak pesawat setelah berhasil mengancam pilot dengan bantuan pisau pemotong kertas (cutter). Mereka yakin ada hal lain yang tersembunyi di balik insiden WTC 11 September 2001.
Kejanggalan Penerbangan 175
Ada rekaman video yang sangat kontroversial yang didapat dari empat sumber berbeda. “America Remembers” (CNN), “Why The Towers Fell” (BBC), “Son of Al Qaeda” (PBS) dan “The Filmmakers Commemorative Edition” (Gedeon and Jules Naudet). Rekaman ini juga diperkuat oleh rekaman independen, yaitu rekaman yang dibuat para warga New York.Dalam rekaman yang ditayangkan CNN terlihat bahwa Pesawat Boeing 767 itu masuk dari sisi kiri dan menerjang sudut menara selatan dengan kecepatan penuh. Image ini sempat tampil di lusinan majalah nasional yang beredar di seluruh negara dan juga menjadi 'dokumen wajib' yang menghiasi film-film tentang tragedi 9/11.
Namun banyak orang tidak tahu bahwa dibagian bawah pesawat, tepat di sebelah kanan tangki bahan bakar, nampak ada 'obyek aneh' yang berformat tiga-dimensi. Jika dibandingkan, 'tonjolan' ini nampak sedikit lebih kecil daripada mesin pesawat. Ingatlah bahwa mesin 767 kira-kira diameternya sebesar 9 kaki dengan panjang 12 kaki.
Kesan pertama yang muncul adalah 'obyek' itu muncul akibat pantulan cahaya dan bayangan, namun tidak demikian menurut para ahli. La Vanguardia, majalah terbitan Barcelona, Spanyol, menerbitkan laporan dari Spanish University pada Juni 2003 yang menegaskan bahwa 'obyek' itu memang berbentuk tiga dimensi dan BUKAN akiibat pantulan ataupun bayangan.
Kesimpulan ini diperoleh lewat analisis digital menyeluruh. Hal ini menimbulkan suatu hal menarik untuk dipertanyakan, benda apakah yang 'nongkrong' di bawah perut pesawat penerbangan 175? Apa hubungan benda itu dengan serangan 9/11? Bagaimana mungkin pesawat 'aneh' itu bisa lepas landas dari bandara komersial tanpa terdeteksi adanya suatu keanehan?
Marilah merenung sebentar dan bertanya, "Apakah pesawat ini berangkat dari bandara komersil?". Salah seorang karyawan Fox News menyatakan bahwa pesawat tersebut tidak memiliki jendela penumpang. Lalu pertanyaannya adalah, perusahaan penerbangan apa yang tidak menyediakan jendela penumpang? Dan jawabannya hanya satu : TIDAK ADA.
Seorang pembaca berita Fox News melontarkan pemikirannya pada para pemirsa, "Apakah mungkin pesawat itu merupakan pesawat kargo? Setelah pencarian selama beberapa minggu, akhirnya sebuah tim peneliti independen berhasil mendapat foto pesawat militer Boeing 767. Pesawat ini dibeli AU AS dari pihak Boeing untuk mengantikan pesawat seri KC-130.
Dan fakta paling mengejutkan adalah bahwa pesawat ini tidak memiliki jendela penumpang dan bahwa sebenarnya ini adalah pesawat pengisi bahan bakar. Apakah pesawat ini sama jenisnya dengan yang yang menabrak Menara Selatan?
Pada penyelidikan lebih lanjut tentang pesawat yang menabrak menara kedua tidak ditemui sesuatu yang aneh, atau sebenarnya ada namun kita tidak menyadarinya? Saat rekaman video runtuhnya menara kembar WTC diputar dengan kecepatan normal, yaitu 30 gambar per detik, memang semuanya tampak biasa saja.
Keanehan baru muncul saat rekaman itu diputar lebih lambat, dari 100% ke 2%. Yaitu ketika pesawat menabrak menara, tepat di sebelah kanan hidung pesawat, terlihat cahaya merah yang sangat terang. Beberapa orang berspekulasi bahwa cahaya ini adalah cahaya oleh matahari yang terpantul pada permukaan pesawat yang terbuat dari logam.
Benarkah demikian? Mari kita lihat sekali lagi perihal bagaimana sebuah pantulan dapat tercipta. Pantulan hanya dapat terlihat dari sudut tertentu. Misalnya dengan memakai bantuan cermin kita dapat memantulkan sinar matahari dan mengarahkannya ke berbagai titik di angkasa. Ini adalah hasil langsung pemantulan satu permukaan yang hanya dapat dilihat dari satu sudut saja. Singkatnya, suatu pantulan hanya dapat dilihat dari sudut tertentu.
Jika kita menjauhi posisi tersebut, maka pantulan itu tidak akan terlihat lagi. Dalam sebuah pengujian dengan bantuan empat rekaman dari sudut yang berbeda dapat ditarik kesimpulan bahwa cahaya itu bukan pantulan cahaya. Faktanya, dalam salah satu rekaman paling spektakuler, penonton dapat melihat bahwa cahaya merah itu diarahkan tepat ke saluran bahan bakar.
Ada juga beberapa pendapat yang mengukuhkan bahwa cahaya tersebut adalah lampu pendaratan yang dipasang dibawah tiap sayap pesawat dan lampu inilah yang menerangi permukaan gedung. Teori ini kedengarannya masuk akal. Namun jika rekaman yang diambil dari sudut di bawah pesawat itu diamati lebih lanjut maka akan terlihat sisi pesawat yang lain.
Lalu apakah ada cahaya, pantulan atau percikan cahaya pada sisi kiri pesawat? Sama sekali tidak ada. Jadi jika kita hapus kemungkinan bahwa cahaya tersebut berasala dari pantulan maupun lampu pendaratan, apakah hal ini membawa penjelasan yang lebih jauh terhadap misteri ini?
Kejanggalan Menara Satu
Yang kita butuhkan adalah konfirmasi lebih jauh bahwa ada sesuatu yang aneh tengah terjadi. Sekarang mari kita alihkan perhatian pada menara utara, bangunan pertama yang ditabrak oleh pesawat. Manakala rekaman ini diputar lambat, akan terlihat kejanggalan.Muncul ledakan cahaya sangat kuat, yang terjadi sesaat sebelum pesawat menyentuh bangunan. Dalam kasus ini, ledakan cahaya itu nampak seperti ledakan asap putih raksasa. Kesan pertama yang muncul adalah bahwa ledakan ini berasal dari dinding luar gedung yang hancur membentuk suatu kumpulan debu raksasa.
Teori ini juga bisa diterima sampai rekaman itu diputar mundur dalam gerakan lambat. Tampak jelas dalam rekaman itu bahwa pesawat berusaha menghindari bangunan sebelum ledakan terjadi. Ada sebuahsumber yang mengkonfirmasi bahwa ledakan cahaya misterius itu bukan hanya sekali, tetapi dua kali.
Lalu apa arti semua ini? Mudah saja, bahwa ada lebih banyak hal yang tersembunyi di balik tragedi pagi itu, bahkan lebih banyak dari apa yang dipercayai oleh warga Amerika. Kami tak mampu dan tak berniat menjawab semua pertanyaan yang muncul dalam ulasan ini, namun kami hanya ingin bertanya.
Semua orang yang membaca artikel ini berhak memutuskan apakah apa yang mereka ketahui baru saja ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Suatu hari nanti ketika semua pertanyaan itu telah terjawab, rakyat Amerika akan merasa dikhianati. Pertanyaan-pertanyaan serius akan bermunculan menghantam para pejabat yang mereka percayai untuk menjalankan negara adidaya itu.
Rekaman video dan foto adalah fakta yang sesungguhnya, yang menjadi bukti adanya konspirasi untuk menutupi fakta lain pada tragedi 9/11. Wartakan fakta baru ini pada semua orang yang anda kenal, tanyakanlah pula bagaimana nasib orang-orang yang berada di pesawat tersebut. Jika anda yakin 'ada yang salah', maka buka cakrawala anda .. cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun jika anda tetap yakin bahwa teroris yang melakukan 9/11, maka hapus semua bayangan yang muncul seusai anda membaca ulasan ini.
Menara WTC Runtuh Sebab Pesawat atau Bom?
Profesor Steven E. Jones dari Universitas Brigham Young, Kota Utah, pertama kali mengeluarkan pernyataan dirinya tidak percaya runtuhnya WTC karena hantaman pesawat dikendarai Muhammad Atta, salah seorang anggota jaringan al-Qaeda.Dia melakukan penelitian dan menerbitkan jurnal disampaikannya pada seminar di almamaternya, seperti dilansir world911truth.org (22/9/2005).
“Saya menyarankan dilakukan investigasi serius gedung WTC7 dan Menara Kembar WTC runtuh bukan disebabkan benturan pesawat dan kebakaran, tapi juga bahan peledak sudah ditempatkan sebelumnya,” kata Jones.
Teori Jones bertentangan dengan hasil penelitian Agen Federal Keamanan Negara Amerika (FEMA) menyatakan penyebab utama keruntuhan api terjangan pesawat dengan bahan bakar penuh. Jurnal itu diterbitkan surat kabar Deseret Morning News beredar di Kota Salt Lake.
Ilmuwan lulusan Fisika dan Astronomi ini menguraikan rinci penyebab runtuhnya gedung dan tentu saja mengejutkan banyak pihak, namun pihak kampus Brigham Young membantah jurnal ini atas nama lembaga pendidikan itu. Menurut mereka, penelitian murni atas nama pribadi Jones.
Detik-detik keruntuhan menara WTC dan WTC 7 disaksikan jutaan pasang mata penduduk dunia, melalui siaran langsung televisi. Peristiwa dikenal September hitam itu merubah kebijakan politik luar negeri Amerika. Mereka bersumpah memerangi teroris dimanapun di belahan dunia.
Jones sendiri tidak menyorot soal politik dan aksi terorisme, tapi dia memfokuskan pada teori fisika atas keruntuhan gedung-gedung itu. Ia tidak mau berspekulasi mengenai bagaimana bom dipasang dan siapa pelakunya.
Teori lelaki itu membuktikan belum pernah ada bangunan kerangka baja runtuh sebab kebakaran, sebelum dan sesudah peristiwa itu terjadi. "Hanya bahan peledak dengan efektif memotong tiang-tiang baja,” katanya.
Perhatian juga berpusat pada Gedung WTC 7, tidak ditabrak pesawat tapi runtuh. Lelehan logam ditemukan akibat reaksi suhu tinggi dari bahan ledakan, biasa digunakan yakni thermite. Gedung runtuh bukan disebabkan ledakan tidak punya energi langsung mengakibatkan lelehan rangka baja dalam jumlah besar.
Argumentasi lain, untuk menguapkan struktur baja penyangga diperlukan api dengan temperatur mendekati 2.760 derajat celcius. Keterangan rinci Jones juga menuliskan api disebabkan bahan bakar hanya akan meludeskan peralatan kantor dalam 20 menit, tapi tidak akan menghanguskan bangunan.
Teori kontroversial ini menambah keyakinan warga dunia, peristiwa itu memang rekaan semata. Meski al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tapi belum ada satu pun bukti kuat mereka pelaku tunggal. Survei dilakukan situs world911truth.org membuktikan 74 persen warga Amerika percaya pemerintahan mereka masih menutupi kejadian paling mengerikan sepanjang sejarah teror di negara itu. Simak fakta video di bawah ini.
Referensi:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_11_September_2001
- http://www.merdeka.com/dunia/menara-wtc-runtuh-sebab-pesawat-atau-bom.html
- http://berita.kapanlagi.com/tekno/wtc-9-11-tragedi-ataukah-pengkhianatan-7y7fluq.html
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
bagus?
ReplyDelete