Ya Akhi Ukhti, Rasulullah pernah berkata bahwa sosok yang harus kita cintai setelah Allah dan rasul adalah Ibu, Ibu, Ibu, barulah Ayah. Ini menunjukkan apresiasi yang sangat tinggi yang diberikan oleh Islam kepada akhwat (wanita). Namun tahukah ente, bahwa akhwat seringkali dibuat syaitan sebagai senjata yang super dahsyat untuk meluluhkan kehebatan iman seorang ikhwan (laki-laki).


Setiap ikhwan tentunya memiliki berbagai macam gambaran tentang pesona seorang akhwat. Memang benar, sosoknya unik, berbeda dan istimewa sehingga diabadikan menjadi surat An-Nisa. Ane sendiri bingung dengan sifat makhluk halus yang satu ini. Ketika memandangnya, semua keindahan dunia seakan-akan tertutup oleh hijabnya yang lebar indah menawan.

Apalagi jika kita mengetahui kepribadiannya yang tsiqoh atau baik sebagai seorang muslimah. Maka akan menambah daya tarik yang sangat kuat, sehingga fitrah kami sebagai ikhwan akan berbicara lain. Bahkan ikhwan yang ngefans berat sama seorang akhwat, sampai-sampai tidurnya tak enak makannya tak nyeyak. Hehe. Right?

Namun, bukankah itu namanya zina hati? Nah, disinilah syaitan mendapatkan tiket gratis, sehingga dapat dengan leluasa dan legal untuk memasuki hati seorang ikhwan, lalu perlahan-lahan menggerogotinya. Maka jelaslah sudah, jika salah satu jalan utama syaitan untuk merasuk ke dalam dada seorang ikhwan adalah melalui akhwat. Sebab dalam sejarahnya, syaitan juga telah membocorkan rahasianya ini dengan mengakui kepada Nabi Musa bahwa jalur utama syaitan dalam merasuk dan memperdaya manusia ada 3, yaitu ketika shalat, ketika marah, dan melalui akhwat.

Pada posting kali ini ane akan mengulas hasil rangkuman beberapa ulama mengenai kekuatan akhwat yang dijadikan senjata oleh syaitan untuk meluluhlantakkan hati seorang ikhwan. Rangkuman ini bersumber dari The Art of Islam, dengan editan beberapa redaksi kata.

Pada sumbernya telah disampaikan kata maaf, bahwa tulisan ini bukan bermaksud untuk memojokkan akhwat dan meninggikan ikhwan. Tapi hanya bermaksud untuk saling mengingatkan. Karena, kalau hanya salah satu antara ikhwan atau akhwat saja yang menjaga hatinya, maka syaitan akan tetap mudah untuk masuk. Namun apabila kita sama-sama menjaga hati, insyaallah akan lebih baik bagi kita semua. Setuju?
       
Ketika syaitan sudah tidak mampu menyesatkan kita dengan keburukan, maka dia akan menyesatkan kita dengan memanfaatkan kebaikan. Syaitan tidak akan pernah rela jika kita sebagai manusia mampu melenggang mulus dan melakukan kebaikan tanpa dia ganggu. Naudzubillahi min dzalik.

Berikut 5 kekuatan akhwat yang menjadi senjata syaitan.

1. Air Mata

Air mata akhwat adalah sesuatu yang seringkali digunakan syaitan untuk meluluhkan hati seorang ikhwan. Air mata jelas sekali mampu meluluhkan hati seorang ikhwan. Jangankan ikhwan biasa yang masih belajar tentang prinsip-prinsip kehidupan. Seorang Umar bin Khattab RA yang ketika itu masih kafir dan memegang teguh prinsipnya pun diluluhkan oleh tangis adiknya hingga masuk Islam dan menjadi salah satu khalifah terkuat pada masa kejayaan Islam di dunia.

Maka itu akhwat harus lebih berhati-hati lagi dalam mengeluarkan air mata. Apalagi ketika sudah ada ikhwan yang bukan muhrim, ada di sekitar ente. Apalagi kalau si ikhwannya ada perasaan sama ente. Wah, gawat! Bisa-bisa Syaitan terbahak dan bertepuk tangan karena kelakuan kita itu. Naudzubillahi min dzalik.

Menangis adalah muara dari perasaan. Jikalau terlalu senang, kita bisa menangis. Jikalau terlalu sedih pun demikian. Jikalau sangat marah, kita juga mengeluarkan bulir-bulir air mata. Dan itu semua fitrah. Hanya saja, ketika ada sesuatu yang tidak tepat pada tempatnya, baik tidak disengaja apalagi kalau sengaja, akan menjadi senjata yang kuat bagi syaitan laknatullah.

Buat ikhwan, agar lebih waspada lagi sama syaitan, salah satunya lewat akhwat ini. Coba saja bayangkan, kalau ada akhwat memohon sesuatu ke kita, sampai mengeluarkan air mata. Bagaimana sikap kita? Itu yang harus kita manage dengan sebaik mungkin. Tentu dengan manajemen hati yang tepat.

2. Senyuman

Senyuman akhwat itu salah satu yang sangat mudah dijadikan oleh syaitan dalam memperdaya ataupun melelehkan hati seorang ikhwan. Apalagi kalau si akhwat yang sudah punya satu fikrah. Tentu akan sangat meluluhkan hati seorang ikhwan.

Lantas bagaimana? Allah telah jelas dan tegas memerintahkan kita dalam surah An-Nur ayat ke 30 hingga ke 31. Ayatnya yang berbunyi : “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya…” dan ayat ke 31 juga yang berbunyi “Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya….” menunjukkan solusi yang seharusnya kita lakukan bersama. Para ikhwan maupun akhwat sudah selayaknya menjaga pandangan mereka.

Oleh karena itu, jikalau kita berbicara dengan lawan jenis sebaiknya tidak melihat langsung kepada wajahnya. Lihatlah beberapa senti di sampingnya. Senyum akhwat kalau sudah tertangkap oleh mata seorang ikhwan, wes… bisa bahaya.

3. Tutur kata

Akhwat itu memiliki jenis suara yang berbeda dengan ikhwan. Jenis suara akhwat itu lebih lembut dan tinggi daripada ikhwan. Kalau ikhwan, lebih nge-bass dan lebih rendah. Ternyata itu juga dijadikan senjata oleh syaitan untuk memperdaya ikhwan. Apalagi kalau si akhwatnya itu juga pakai intonasi yang sengaja di’naik-turun’kan. Memberi nada centil. Wah, sudah bahaya itu. Hati ikhwan bisa berdesir mendengarnya.

Lantas bagaimana lagi? Untuk akhwat, berbicaralah yang tegas! Aga tidak menimbulkan kesan yang manja. Berbicaralah dengan retorika yang tegas dan seperlunya saja. Rasulullah SAW juga memerintahkan kita untuk berbicara yang benar, atau diam!

Suara akhwat itu sangat dilindungi dan dihargai oleh Islam. Bahkan ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa nasyid akhwat itu tidak baik didengar oleh ikhwan. Karena, getaran suaranya itu besar kemungkinan dapat menimbulkan perasaan yang berbeda di hati ikhwan.

Maka itu seorang ikhwan jangan terlalu kasih perhatian sehingga memancing akhwat untuk bersuara seperti yang dimaksudkan tadi. Ya, berhati-hatilah dalam mengolah hati. Berhati-hatilah dalam memberikan perhatian.

4. Berhias

Banyak perdebatan di sini, tapi ternyata berbahaya juga. Salah satunya bagi akhwat yang memakai parfum atau wewangian. Rasulullah berkata bahwa barang siapa akhwat (wanita) yang memakai wewangian kemudian dia berjalan di depan seorang ikhwan (laki-laki) sehingga sang ikhwan mencium wewangian tersebut, maka sang akhwat dianggap pezina. Naudzubillahi min dzalik.

Yang masih jadi perdebatan itu tentang celak yang seringkali digunakan akhwat. Apakah itu termasuk berhias yang berlebihan? Ada pendapat bahwa celak itu digunakan hanya untuk ikhwan. Karena umumnya pada zaman Rasulullah celak dipakai untuk ikhwan, bukan akhwat. Adapun akhwat muslimah yang memakai celak itu hanya bagi suami-suami mereka, ketika suami mereka baru pulang dari peperangan atau dari mencari nafkah bagi keluarga. Kalau ini beda, karena untuk suami, insyaallah halal. Malah jadi pahala bagi sang akhwat. Jadi, celak yang digunakan tersebut kurang pas kalau dipakai sama akhwat di luar rumah. Apalagi kalau sengaja berniat berhias diri.

5. Kecerdasan

Inilah yang paling berbahaya atau paling sulit untuk dihindari. Akhwat yang cerdas seringkali dijadikan senjata yang sangat ampuh untuk meluluhkan hati seorang ikhwan. Seringkali ikhwan tidak melihat paras atau rupa dari si akhwat. Tapi kecerdasannya. Retorika berbicara serta bobot yang dia bicarakan. Apalagi kalau sudah satu fikrah, satu persepsi fikiran yang sama. Makanya, syaitan paling sering memakai kelebihan akhwat yang satu ini.

Jalan keluarnya bagaimana? Untuk keseluruhan, sebenarnya hanya ada dua intinya. Sang ikhwan harus menjaga diri serta hati mereka, dan sang akhwat juga demikian. Ketika diri telah dibersihkan dan hati telah disucikan, insyaallah syaitan juga akan kelelahan menggoda kita. Jangan lupa fasilitas istigfar yang diciptakan Allah untuk kita semua umat muslim. Selalu beristigfar setiap waktu. Ingat Allah setiap waktu.

Sampai disini rangkuman dari pendapat beberapa ulama mengenai akhwat, ikhwan dan syaitan ketika telah berada di antaranya. Semoga bermanfaat, dan kita mampu menghindarkan diri dari godaan syaitan. Amin.


0 comments:

Post a Comment

JOIN US