CATEGORY
- Akhwat
- Al-Quran
- Aqidah
- Arsip
- Birayang
- Blogging
- Bola
- Download
- Dunia Islam
- Fenomena
- Fiqih
- Handphone
- Ikhwan
- Indonesia
- Informasi
- Inspiratif
- Intermezo
- Internet
- Islah
- Kesehatan
- Khazanah
- Komputer
- Kreatif
- Lokal
- Motivasi
- Musik
- Nasyid
- Olahraga
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Profil
- Ragam
- Renungan
- Resensi
- Seni
- Spiritual
- Sunnah
- Tahukah Ente
- Tarbiyah
- Teknologi
- Tips Trik
- Tokoh
- Ukhuwah
- Umum
- Video
Apa yang biasa orang ungkapkan pertama kali jika mendengar kata kaktus? Yak, pastilah banyak yang bilang bahwa kaktus adalah tanaman yang hanya penuh dengan duri, pun tinggal di tempat kering gersang. Dari ujung sampai pangkal memiliki penampilan yang monoton, hijau lagi berduri. Hingga terkadang bosan untuk memandangnya. Hmm, begitulah jika kebanyakan orang melihat hanya dengan kasat mata. Namun Saudaraku, marilah melihat dengan mata hati kita. Melihat apa-apa yang tak nampak, hingga akhirnya kita menemukan sisi lain kehidupannya yang penuh dengan kekaguman.
Mari melihat habitatnya. Ia tinggal di daerah kering, tandus, gersang, dan bahkan bisa jadi di tempat paling kering, gurun pasir. Tempat - tempat yang tidak umum ditumbuhi oleh tanaman lain, karena begitu getirnya kehidupan disana. Tempat dimana tiada kupu-kupu maupun kumbang yang bisa menyempurnakan keindahannya.Kemudian mulai dari yang tak Nampak darinya, akar. Akarnya tunggang lagi panjang menghujam bumi. Bagian yang paling kokoh pendiriannya, paling keras perjuangannya, paling hebat tantangannya, lagi paling luar biasa pengorbanannya. Ianya bergerak memecah pertiwi dan menggempur bumi untuk mencari air, komponen yang amat sangat ia harapkan untuk kehidupannya. Menuju ke tempat bersandarnya duri, batang yang hijau lagi monoton dari ujung sampai pangkal. Ianya monoton hijau, karena mengandung klorofil, unsur dasar untuk melakukan fungsi vital kehidupannya, fotosintesis. Bagian sekecil apapun darinya akan ikut andil dalam aktivitas ini. Bagian yang menjadi tempat kepercayaan akar untuk menitipkan setiap tetes air yang telah menjadi jerih payahnya agar sehemat mungkin digunakan. Ianya akan membesar dan menggembung saat banyak cadangan air, dan perlahan menyusut jika terlalu banyak dibutuhkan. Ia tau bagaimana yang harus ia perbuat dalam segala kondisi. Ianya memiliki lapisan lilin untuk memagari agar air simpanannya tak lepas begitu saja.
Daunnya memiliki estetika yang luar biasa. Ia merenovasi daunnya menjadi duri. Ia bertahan untuk dirinya sendiri, baik ke dalam maupun keluar. Bertahan di dalam agar hasil renovasinya membantu mengurangi penguapan, dan bertahan keluar agar tak sembarang orang bisa menjamahnya. Apakah ia tak berbunga? Tidak.. ia akan berbunga pada waktu yang tepat. Waktu dimana mungkin sebagian orang sudah putus asa, kehilangan harapan untuk memancarkan keindahannya. Jikalau ia berbunga, maka tak satupun orang yang akan meragukan kecantikannya. Bunganya tau bahwa semua bagian kaktus telah berjuang dengan keras untuk memekarkannya. Ia tau bagaimana menghargai perjuangan partnernya. Ia bersandar teguh pada batangnya. Bukan untuk membandingkan antara keindahannya dan monotonnya si batang. Sekali lagi, bukan. Ia memilih bersandar pada tempat yang tepat, tempat ungkapan rasa syukurnya atas perjuangan yang diberikan. Kepada sang daun ia berlindung, agar tak sembarang orang bisa menjamahnya,namun tetap bisa menikmati kecantikannya.
Apakah kaktus hanya bisa dinikmati kecantikannya saja? Ternyata tidak. Suku-suku India dan Meksiko telah menggunakan kaktus sebagai berbagai bahan makanan, mulai sup, selai, hingga keju. Pasalnya tuntutan iklim membuat pengolahan makanan menyesuaikan semua kebutuhan. Bahkan tak jarang kaktus digunakan seperti lidah buaya, menyembuhkan iritasi atau luka minor pada kulit. Efek anti-peradangan kaktus sangat cepat melawan gigitan serangga, gatal-gatal kemerahan bahkan reaksi alergi. Apa yang membuat tumbuhan berduri ini berkhasiat? Dalam sebuah penelitian, secuil kaktus ternyata sangat kaya flavonoid. Flavonoid sangat dikenal terutama atas kemampuan antioksidan sehingga disebut “pengubah respon biologi alami”. Tak lain zat ini mampu mendukung mengubah reaksi tubuh terhadap alergen dan virus. Flavonoid juga berperan besar melawan karsinogen dan menciptakan aktivitas anti kanker. Setiap bagian kaktus pir berduri dapat digunakan, dan bagian pipih besar, berwarna hijau berukuran seperti piring oval, memiliki nutrisi berkadar besar. Mineral seperti potasium, kalsium, zat besi, magnesium, banyak ditemukan dalam bagian itu, ditambah beta-caroten (bentuk awal vitami A) dan vitamin C. Semua zat yang juga ditemukan dalam bayam–sayuran kerap digunakan untuk diet kesehatan. Penelitian juga menunjukkan jika kaktus membantu menyembuhkan tubuh dari dalam. Dengan melindungi sistem kekebalan, dan menyingkirkan radikal bebas dalam tubuh, pir berduri ini berpotensi memperlambat penuaan, dan terus-menerus membantu fungis organ bekerja maksimal.
Hmm, ternyata memang sungguh luar biasa kecantikan yang ia miliki. Mulai dari manisnya perjuangan yang ia lewati untuk mencari seteguk air, pandainya ia menghargai jerih payah pengorbanan partnernya, cerdiknya menyikapi kehidupannya melalui penguapan, dan pesona kecantikannya yang ia nampakkan daripadanya. Semua takkalah dari manfaat yang ia berikan untuk sesama.
Keteguhannya membuat ia berdiri tegak.
Kegigihannya membuat ia bertahan
Kesabarannya meneduhkan resahnya
Kecerdikannya membuat ia takkan tersakiti
namun Kecantikan tak kan melalaikannya.
Semuanya sebagai bukti ketundukan dan kesyukuran yang ditakdirkan oleh Sang Pencipta.
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=345154618890565
Labels:Inspiratif,Khazanah
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment